Jakarta, Merdekaonlinetv.id-Atmakanta, sebuah agensi etnografi visual yang berbasis
di Jakarta, resmi meluncurkan “Internship in Visual Anthropology (IVA) 2025” sebagai
program magang antropologi visual pertama di Indonesia.
Program ini bertujuan untuk mengembangkan talenta pencerita visual dengan
kepekaan periset sosial. Dalam edisi pertama ini, tiga anak muda kreatif yang terpilih jadi magang. Mereka berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Udayana, dan Universitas Tadulako.
“Harapannya, IVA menjadi babak penting dalam pengembangan diri para magang di
karier pilihan mereka masing-masing, entah itu di dunia riset, perfilman, fotografi,
pendidikan, kesenian, dan lain-lain,” ujar Moses
Parlindungan Ompusunggu, pendiri
dan CEO Atmakanta.
Peluncuran program ini ditandai dengan diskusi panel daring berjudul “Visual Intervention: Understanding, Interpreting, and Framing Realities through Images”, yang diadakan pada Sabtu, 8 November 2025.
Acara tersebut menghadirkan tiga pakar di bidang kreatif dan perfilman sebagai
pembicara: Lamtiar Simorangkir (sutradara dan produser film), Yonri Revolt (pembuat
film, aktivis budaya, dan jurnalis foto), serta Taufiqurrahman Kifu (seniman interdisiplin).
Hadir pula Rhino Ariefiansyah (antropolog dari Universitas Indonesia) dan Rugun Sirait (etnografer digital) sebagai panelis penanggap. Para pembicara menyoroti
perkembangan industri kreatif di Indonesia dan pentingnya peran pekerja kreatif dalam
menafsirkan realitas sosial melalui medium visual.
”Perbincangan ini hendak menempatkan praktisi visual, dalam hal ini para pembuat film,
sebagai intelektual publik. Bukan sekadar di balik layar, tetapi juga membentuk
perspektif masyarakat dalam melihat realitas sosial,” ujar Moses.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2024 ekspor ekonomi kreatif
berkontribusi lebih dari 9% terhadap total ekspor nasional. Memasuki pertengahan 2025, nilainya mencapai 13 miliar dolar AS, atau setengah dari target tahunan yang ditetapkan pemerintah.
Sektor ekonomi kreatif juga tumbuh positif dengan pertumbuhan PDB sebesar 5,69%
dan menyerap lebih dari 26 juta tenaga kerja, melampaui target 2025 sebesar 25,55
juta pekerja.
Melalui program IVA, Atmakanta berharap bisa membuka jalan bagi generasi muda
untuk tidak hanya menjadi pembuat gambar atau video, tetapi juga melihat langsung kehidupan di lapangan, merekamnya dengan sudut pandang yang tajam, lalu mengolahnya menjadi karya visual dengan pesan sosial yang kuat.
Selama tiga bulan, para magang akan mengasah kemampuan membuat konsep kreatif, praktik visual, pemikiran kritis, dan pengelolaan proyek. IVA juga akan mengundang
sejumlah pakar untuk memberikan kelas ahli (master class) kepada para magang. Di akhir masa magang, para peserta bakal membuat proyek final untuk menelusuri realitas
sosial di sekitar mereka















