banner 728x250

Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Tayang Mulai 4 September 2025 di Bioskop

banner 120x600
banner 468x60

Jakarta. Merdekaonlinetv.id-Setelah tayang lebih dulu di 22 kota di Indonesia yang disambut dengan meriah dan antusias hingga memunculkan diskusi yang hangat, film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah akan tayang serentak di bioskop Indonesia mulai 4 September 2025. Membawa kisah dari keluarga disfungsional dari sudut pandang ketiga anak perempuan yang merasa tak menemukan kehadiran Ayah di rumah mereka dan harus berjuang bersama Ibunya.

Kisahnya dimulai ketika beasiswa kuliah kedokteran Alin (Amanda Rawles) terancam dicabut, ia yang merantau terpaksa kembali ke rumah. Setelah kembali ke rumah, ia kemudian menyadari bahwa kehidupan keluarganya kini makin susah, sementara Ayahnya (Bucek) jarang ada di rumah. Adik (Nayla Purnama) dan kakaknya (Eva Celia) juga harus menanggung banyak beban hingga mengorbankan diri dan mimpi-mimpi mereka.

banner 325x300

Alin juga tanpa sengaja menemukan buku harian milik Ibunya (Sha Ine Febriyanti). Isi buku tersebut penuh dengan memori masa mudanya,termasuk mimpi-mimpinya.

Ini membuat Alin bertanya-tanya, andai Ibu tidak menikah dengan Ayah, akankah hidup Ibunya lebih bahagia? Pertanyaan itu pun membuatvAlin berpikir apakah Irfan (Indian Akbar), pasangannya, adalah pasangan yang tepatvuntuk dirinya?

Kisah ketiga perempuan bersaudara tersebut tersaji dengan penuh emosional, yang juga memperlihatkan perjuangan dari Ibunya yang sekuat tenaga menyimpan kelemahannya sendiri tanpa ketiga anaknya tahu.

Sementara itu, perlahan film ini juga membawa kita untuk ikut berefleksi tentang keluarga yang kita miliki. Sudah cukup kenalkah kita dengan orangtua kita, termasuk masa lalu mereka?

Kilasan-kilasan masa lalu dari Ibu di film ini juga memberikan kita ruang untuk lebih berempati terhadap Ibu kita, dan perjuangan yang telah dilaluinya atasi pilihan-pilihan dalam hidupnya.

Sutradara Kuntz Agus mengarahkan para pemeran di film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah penuh kesabaran, sehingga menuntun para bintang mampu menyampaikan kedalaman emosi dan kepahitan hidup yang dilalui.

Dibintangi di antaranya oleh Amanda Rawles, Sha Ine Febriyanti, Eva Celia, Nayla Purnama, Bucek, Ariyo Wahab, dan Indian Akbar, film ini memberikan kekuatan tema yang segar dan berani di perfilman Indonesia, dengan kematangan para jajaran sambelnya untuk menghasilkan kekuatan rasa yang muncul saat menontonnya.

Ditulis oleh Evelyn Afnilia dari ide ceritanya, film ini diproduksi oleh Rapi Films, bekerja sama dengan Screenplay Films, Legacy Pictures, dan Vortera Studios, dengan Sunil Samtani dan Wicky V. Olindo bertindak sebagai produser eksekutif.

“Pelajaran-pelajaran yang ada di film ini adalah menjadi pengingat untuk kita semua, untuk lebih bisa memahami orangtua kita. Bahwa mereka juga memiliki masa lalu, dan bagaimana film ini juga berupaya untuk menumbuhkan empati.

Semoga film ini juga menjadi pemantik diskusi yang hangat antara anak dan orangtua,” ujar produser eksekutif Sunil Samtani.

Bagi Amanda Rawles, salah satu adegan paling menantang di film ini adalah saat ada adegan berantem yang melibatkan banyak pemeran. Menurutnya, saat adegan inibdiambil, secara teknis cukup kompleks.

Para pemain harus selaras dengan pergerakan kamera dan membuatnya menjadi sejalan dengan emosi karakter.

Amanda juga berefleksi terhadap karakternya, Alin, yang menurutnya cukup konfrontatif di ceritanya. Berbeda dengan dirinya secara personal. Salah satu tantangan Amanda yang lain adalah memahami karakter Alin.

“Ada banyak pertanyaan tentang Alin, tentang pilihan-pilihan hidupnya, itu salah satu tantangan aku, untuk bisa mengerti kenapa Alin memilih hal-hal tersebut dan memiliki sikap demikian ke Ayah dan Ibunya, serta pilihannya. Memahami Alin itu justru yang menantang bagiku.

Meski Alin dan Amanda cukup dekat tapi keduanya adalah orang yang berbeda, sehingga ada pertentangan di situ. Namun, Mas Kuntz sangat membantu dan penuh sabar menuntun aku untuk mengerti Alin,” cerita Amanda Rawles.

“Zaman sekarang sudah berubah dalam perihal dinamika keluarga. Anak itu butuh kehadiran dari kedua orangtua, baik Ayah maupun Ibu. Bukan hanya secara fisik, namun juga secara emosional. Di film ini aku belajar bahwa keterlibatan emosional orangtua menjadi penting,” ungkap Eva Celia.

Sutradara Kuntz Agus berharap, film ini bisa menuntun penonton untuk lebih bisa mengenal siapa Ayah dan Ibu kita sebenarnya. “Setelah menonton, semoga bisa membantu kita memulai percakapan di dalam keluarga,” tutup sutradara Kuntz Agus.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *