Gelar Seminar, LKC Dompet Dhuafa Ajak Semua Pihak Wujudkan Anak Indonesia yang Sehat, Bebas Stunting, Menuju Indonesia Emas 2045.

banner 120x600
banner 468x60

Jakarta, Merdekaonlinetv.id – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terutama keluarga akan pentingnya gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak, maka optimalisasi keberlangsungan anak sangat dibutuhkan dalam memberikan MPASI.

Oleh karenanya, sangat penting sekali untuk disosialisasikan kembali MPASI dikalangan keluarga dengan mengedukasi betapa pentingnya nilai-nilai gizi bagi anak kita melalui Seminar yang bertajuk, “Optimalisasi Bahan Pangan Lokal, MPASI Bergizi untuk Tumbuh Kembang Anak.” 

banner 325x300

Seminar yang digelar Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa ini berlangsung di Sasana Budaya Rumah Kita Gedung Philanthropy, Jakarta, Rabu (12/11/2025). Dan
bertujuan untuk mengedukasi orang tua tentang pemanfaatan bahan pangan lokal yang kaya nutrisi bagi anak yang sedang pengoptimalan MPASI nya.

Hadir sebagai narasumber diacara Seminar tersebut, antara lain dr. Ika Nurillah Satriana, IBCLC sebagai Dokter Umum & Konsultan Laktasi Internasional, dr. Hani Purnamasari MsiMed, SpA, IBCLC selaku Dokter Spesialis Anak & Konsultan Laktasi Internasional, Meyta Winduka Alexandriana A.Md.Gz selaku Ahli Gizi LKC Dompet Dhuafa dan drg. Martina Tirta Sari selaku Kepala LKC Dompet Dhuafa.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional masih berada di angka 19,8%. Yang memprihatinkan, kasus tertinggi justru ditemukan pada kelompok usia 24-35 bulan, yaitu fase dimana anak sepenuhnya bergantung pada Makanan Pendamping ASI (MPASI). Fakta ini mengonfirmasi bahwa kualitas MPASI memegang peran krusial dalam pencegahan stunting.

Hal tersebut dijelaskan oleh Ahmad Juwaini selaku Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika.

“Angka ini menunjukkan penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, namun terdapat disparitas yang tinggi antar daerah, dengan beberapa provinsi masih mencatat angka di atas 30%. Beberapa provinsi diatas angka nasional seperti di Papua Barat, Sulawesi Barat dan NTT paling tinggi. Banyak bayi-bayi di Indonesia belum mendapatkan gizi yang baik,” katanya.

Lebih lanjut, Ahmad Juwaini mengatakan pemenuhan ASI sangat penting bagi bangsa Indonesia. Setidaknya menyadarkan realita bangsa kita dan memperbaiki. Dompet Dhuafa sejak awal berdiri fokus pada gizi dan asi. Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) terus mengembangkan budaya sehat Nusantara.

“Seminar ini mengingatkan makanan lokal dalam pemenuhan gizi. Di sebagian masyarakat kita banyak manfaatkan kearifan lokal seperti daun kelor, ati ayam yang dialuskan, bubur jagung,” ungkapnya.

Dirinya berharap budaya konsumsi dengan sumber daya yang kita miliki sebagai pemenuhan ketahanan pangan kita. Warisan nenek moyang diharapkan dapat dikuatkan dan dikembangkan dengan inovasi dan teknologi saat ini.

Sementara itu, drg. Martina Tirta Sari mengungkapkan partisipasi 80 peserta luring yang terdiri dari kader Posyandu, fasilitator, penanggungjawab program LKC Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, serta perwakilan dari organisasi masyarakat dan media. Secara daring, acara ini menjangkau 800 peserta melalui siaran langsung YouTube.

“Kader Pos Sehat adalah ujung tombak perubahan di masyarakat. Melalui seminar ini, kami berharap tidak hanya meningkatkan kapasitas kader, tetapi juga mendorong terciptanya resep dan produk MPASI berbahan lokal yang dapat langsung diterapkan di Posyandu,” jelasnya.

Kemudian, pada pola MPASI, menurut dr. Ika Nurillah Satriana mengatakan pola makan menjadi hal penting dalam pemenuhan MPASI, makan adalah proses tumbuh kembang anak, anak perlu belajar makan, bujuk dengan kasih sayang dan kesabaran. Kenalkan berbagai jenis makanan sedari dini pada bayi (6 bulan) agar bayi terbiasa menguyah dan mengenalkan ragam rasa makanan.

Di waktu yang sama dr. Hani Purnamasari mengatakan MPASI siap diberikan pada 6 bulan hingga 2 tahun, periode emas tumbuh kembang anak. Dalam pola MPASI harus dilakukan pemantauan, hal tersebut bertujuan untuk deteksi dini masalah gizi, memastikan intervensi cepat dan tepat, mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

“ Hal tersebut untuk mengurani dampak kekurangan gizi. Bilamana terjadi kekurangan gizi pada tumbuh kembang akan berdampak pada kekebalan tubuh rendah dan rentan penyakit, keterlambatan perkembangan otak dan kognitif, gangguan pertumbuhan, risiko penyakit kronis,” imbuhnya.

Oleh karena itu, LKC Dompet Dhuafa mengajak semua pihak untuk bersinergi mendampingi setiap keluarga dalam memantau tumbuh kembang anak dan mendorong penerapan MPASI yang bergizi dan berbasis bahan pangan lokal. Bersama, kita wujudkan anak Indonesia yang sehat, bebas stunting, menuju Indonesia Emas 2045. (SR)

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *